PERENCANAAN PENDDIDIKAN BERBASIS KEBUTUHAN

Oleh Zulkarnaini Diran

(petaktisi dan pemerhati pendidikan)

Institusi pendidik menyusun perencanaan pendidikan. Perencanaan itu biasanya disusun setiap tahun. Adakalanya disusun untuk empat tahun. Lazimnya, perencanaan tahunan atau empat tahunan disusun berdasarkan evaluasi terhadap pelaksanaan sebelumnya. Hasil evaluasi itu akan mengiformasikah hal-hal yang telah dan belum memenuhi kebutuhan. Informasi itulah yang kemudian diolah, diproses, dan diformulasikan menjadi perencanaan baru. Dengan demikian, perencanaan pendidikan benar-benar berlandaskan kepada kebutuhan pendidikan. Read the full post »

BUDI DAN KEBERADAAN PANGULU DI MINANGKABAU (pengantar sederhana)

Oleh Drs. Zulkarnaini Diran

1. Pengantar
Nenek moyang Minangkabau membuat adat. Tujuannya untuk menata kehidupan masyarakatnya. Dengan adat masyarakat dapat mngatur kehidupannya. Adat memberikan aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan dalam kehidupan individu dan kehidupan bermasyarakat. Adat ibarat rel kereta api. Di atas rel itulah roda-roda kehidupan menggelinding . Jika roda keluar dari rel, kecelakaan dapat terjadi, musibah datang menghantam kehidupan manusia. Dengan adat itu masyarakat Minangkabau mempertahankan segi-segi kehidupannya yang khas secara turun-temurun. Read the full post »

PENGUNJUNG “TEKNIK MENYUSUN BAHAN AJAR”

Blog saya “zulkarnainidiran.wordpress.com” dan “zulkarnaini.net” masih banyak pengunjungnya. Kedua blog ini memuat tulisan yang berhubungan dengan pendidikan. Isinya memang sesuai dengan bidang profesi saya sebagai pendidik. Semua tulisan yang ada di blog ini memperkatakan bidang pendidikan. Tulisan-tulisannya ada yang membahas langsung pendidikan di kelas dan ada yang membahas profesi guru, profesi pengawas, kiat-kiat pembelajaran, dan sebagainya. Tulisan-tulisan itulah yang dikunjungi oleh rekan-rekan pembaca. Asumsinya, tentu pengunjung blog ini adalah sejawat pendidik dan tenaga kependidikan yang profesinya sama dengan saya.

Niatan melancurkan kedua blog ini padamulanya adalah untuk penyimpanan arsip tulisan. Tulisan-tulisan yang saya buat baik untuk dipublikasikan di media massa maupun yang  disajikan pada temu-temu ilmiah, disampaikan pada pelatihan-pelatihan guru dan pengawas sekolah saya simpan diblog ini. Seorang teman pernah mengatakan, arsip yang paling aman untuk menyimpan tulisan adalah blog. Itulah sebabnya blog ini diluncurkan. Jika ada yang mau berkunjung dan membaca tulisan-tulisan yang ada di dalamnya, itu hanyalah niatan kedua, bukan niatan utama.

Setelah saya amati “statitistik situs” di blog dua tahun pertama, rata-rata pengujungnya tiap hari lebih kurang 100 orang. Mungkin karena tulisan terus bertambah, pembaca mulai mengenali situs, dan kadang-kadang tersosialisasi di fesbuk tiga tahun terakhir pengunjungnya kian meninngkat. Dari statistik situs yang saya lihat tiap hari, jika dirata-ratakan pengunjungnnya hampir 200 orang. Itu artinya ada peningkatan pengunjung secara signifikan.

Setelah saya amati, ada tiga tulisan yang paling banyak dikunjungi di “zulkarnainidiran.wordpress.com” dan “zulkarnaini.net”.  Ketiga tulisan itu adalah: (1) Program Supervisi Akademik dan Menejerial Pengawas Sekolah; (2) Teknik Menyusun Bahan Ajar; dan (3) Contoh Bahan Ajar Sederhana. Ketiga tulisan itu terihat berimbang jumlah pengunjungnnya. Kadang-kadang tulisan nomor (1) menempati urrutan pertama dan tulisan nomor (2) menempati urtan kedua, dan begitu seterusnya. Kadang-kadang terbalik, nomor tiga di atas, nomor satu di bawah, dan nomor dua di bawah sekali. Begitulah keberimbangannya.

Saya mencoba menelisik dengan pikiran sendiri, “Mengapa tulisan-tulisan itu banyak pengunjungnnya?” Hipotesis saya adalah bahwa tulisan atau informasi tentang topik-topik itu sangat dibutuhkan pendidik dan pengawas sekolah lima tahun terkahir. Topik program supervisi akademik dan menejerial pengawas sekolah mosalnya, itu sangat dibutuhkan oleh rekan-rekan pengawas. Hal itu menjadi penting karena setiap pengawas sekolah wajib membuat program sesuai dengan bidannya dan sesuai dengan sekolah atau guru binaannya. Program itu terkait dengan topik ini. Makanya, pengjungnnya rata-rata tinggi atau banyak.  Itu dugaan semenetara saya.

Perihal topik Teknik Menyusun Bahan Ajar asumsinya hampir sama dengan topik pertama. Sejak Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diluncurkan tahun 2006, tugas pendidik bertambah. Pendidik selain menyusun silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), juga diharuskan menyusun bahan ajar. Bahan ajar menjadi penting karena KTSP dibuat oleh sekolah. Jika KTSP dibuat sekolah, tiap sekolah akan memiliki kekhasan dan keunggulan. Dengan demikian antara satu sekolah dengan sekolah lain memiliki indikator pencapaian kompetensi yang berbeda tiak mata pelajaran. Oleh karena itu, guru mutlak memiliki keterampilan menyusun bahan ajar. Itulah barangkali sebabnya, topik teknik menyusun bahan ajar dalam blog saya ini ramai pengunjungnya.

Contoh bahan ajar sederhana yang saya tampilkan di “zulkarnainidiran.wordpress.com” dan “zulkarnaini.net” memang sangat sederhana. Contohnya adalah Bahan Ajar Sederhana mata pelajaran bahasa Indonesia. Hal ini terkait dengan bidang saya sebagai pendidik dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Contoh yang tampil itu memang khas atau spesifik. Maksudnya spesifik penyajiannya dan spesifik juga substansinya. Spesfikasinya itu muncul karena bahan ajar diturunkan secara hierarkhis dari Standar Isi (SI) ke Silabus, dari silabus ke Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan dari RPP ke bahan ajar. jadi, bahan ajar sederhana yang spesifik itu adalah bahan ajar yang diturunkan dari RPP buatan pendidik. Asumsnya maka ramia dikunjungi adalah karena memang bahan ajar spesifik itulah yang dibutuhkan oleh pendidik dalam pembelajaran KTSP.

Sejumlah sekolah dan madrasah serta dinas pendidikan yang tersebar di seluruh kabupaten/ kota di Sumatera Barat mengundang saya untuk menjadi narasumber dalam workshop penysunan bahan ajar. Menurut beberapa pengundang, mereka tertarik dengan teknik menyusun bahan ajar yang tersaji pada blog saya. Secara teoretis dan konseptual, teknik itu sangat praktis dan pragmatis kata mereka. Oleh karena itulah udnangan disampaikan kepada saya. Untuk dapat melahirkan contoh bahan ajar dari satu standar kompetensi (SK) dan beberapa kompetensi dasar (KD), umumnya mereka menyediakan jam pelatihan antara 20 – 30 jam pelajaran. Sebenarnya, untuk berlatih memang cukup yang disediakan itu. Namun selesai berlatih, peserta harus menyelsaikan penyusunan bahan ajarnya sampai tuntas untuk semua SK dan Kd dalam satu semester.

Ada salah satu Sekolah Menegah Pertama (SMP) di kota X (sengaja saya beri insial saja supaya terhindar dari prasangka) malah berkomitmen. Bahan ajar yang harus dipakai di sekolah itu adalah bahan ajar buatan guru. Jika ada bahan lain, hanyalah sekedar bahan pelengkap. Setiap guru wajib membuat dan mengembangkan bahan ajar sendiri. Oleh karena mereka bersma “berkomitmen” untuk itu, ternyata berhasil. Saya memang didaulat hampir satu tahun. Setiap dua minggu diminta hadir di sekolah itu oleh kepala sekolahnya untuk membantu sejawat guru.

Hebatnya di SMP X ini, ada sejumlah guru yang sangat kreatif. Bahan ajar produknya itu ditawarkan ke penerbit. Penerbit menerima dan mencetaknya. Ujungnnya adalah pemasaran. Bahan ajar buatan guru itu dipasarkan dalam kota dan kota serta kabupaten tetangga. Akhrinya, pemakainya tidak hanya peserta didik di sekolah itu, tetapi juga peserta didik di sekolah lain. Tentu sudah dapat diduga, guru-guru tersebut selain dapat menghitung kredit poin dengan bahan ajar buatannya, juga dapat menghitung kredit “koin” alias “royalti” penulis.

Itulah sekelumit catatan tentang keberadaan blog saya “zulkarnainidiran.wordpress.com” dan “zulkarnaini.net”, pengunjungnnya, dan tulisan yang paling banyak dikunjungi.

ANEKA KEGIATAN PENINGKATAN KOMPETENSI GURU

 

Bimbingan Teknis Penyusunan KTSP untuk Guru-guru MTs 50 Kota

DSCN4146 DSCN1558 DSCN1635 DSCN1511

MEMANDU GURU

DSCN1486

Tugas guru bukan hanya mengajar, tetapi juga terus belajar.

PENINGKATAN KOMPETENSI PENDIDIK MELALUI PKB

Oleh Zulkarnaini*)

1. Pendahuluan

Paradigma tugas guru kini berubah. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan tugas guru sebagai pengajar. Hal itu berubah di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 yakni tugas guru mendidik. Untuk melaksanakan tugas mendidik itu ditegaskan oleh Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bahwa guru wajib memiliki empat kompetensi. Keempat kompetensi itu adalah kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian. Read the full post »

DALAM KELUARGA

zulk1 mama2 boss22   edla2 bigb2 mama an udl esa edlaidra2